Sabtu, 01 November 2014

TUGAS KE 3, UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS).


MATA KULIAH TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
Pertanyaan;

Berikan analisis kritis, Apa dan Bagaimanakah Hakekat Teori-Teori Ilmu Sosial bilamana dihubungakan dengan Kompetensi yang akan dibentuk untuk atau pada Saudara dari Mata Kuliah ini, dengan bersandarkan kepada Teori Interaksi Simbolik  serta teori terpilih faforit yang lain pilihan Saudara ?
Keterangan:
1.       Hasil analisis kritis diunggah pada Blogg masing-masing mahasiswa, sebagai Karya Ilmiah (Artikel) !;
2.       Hasil unggah dari Blogg, diprint dan diserahkan pada dosen pengajar untuk bukti laporan dan penilaian UTS, pada pertemuan ke 8, tidak diijinkan terlambat;
3.       Benang merah / Abstrak dari artikel, tugas ke tiga dimasukkan pada komentar langsung di blog ini (milik dosen pengampu/pengajar);

Terimakasih, selamat bekerja.

JAWABAN :
Meneurut analisis saya tentang Hakekat teori ilmu sosial ialah yang mana didalam hakekat  teori itu sendiri mempunyai dunianya sendiri atau dunia teori yang di telitinya bilamana teori ilmu sosial ialah berfokus pada masyarakat atau masalah sosial yaitu pada publik atau manusia/ individu didalam masyarakatnya, atau hidup bermasyarakat yang lebih baik. Teory ilmu sosial menjelaskan  bagaiamana manusia hidup bermasyarakt dengan baik, berinteraksi dengan manusia lainnya, pokoknya yang berhubungan dengan perkembangan manusia/ individu dalam masyarakat dan yang berarti bahwa teori ilmu sosial mempunyai dunianya sendiri yaitu pada penelitian yang luas tentang perkembangan antara manusia didalam masyrakat atau publik agar menjadi yang lebih baik lagi. Dan bila dihubungankan dengan kompetensi yang ada didalam mata kuliah ( teori ilmu sosial ) ini saya merasa mata kulliah teori ilmu sosial ini mengarah pada masalah publik atau manusiannya (individu)  itu sendiri yang mengarah pada pada interaksi, konfliknya didalam masayakat atau individunya pokonya yang bermasalah pada masyarakat atau perkembangannya masyarakat ittu sendiri yang ditelitinya yang berfokus pada individu didalam masyarakat, yang bisa dilihat pada teori interaksi simbolik didalam teori ilmu soaial yang mana didalamnya ialah hubungan yang terjadi secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu (manusia). Atau lebih jelasnya interaksi simbolik adalah didalam intersaksi tersebut mengunakan simbol-simbol didalam interakasi/ berkomunikasi, yang mana simbol-simbol tersebut ialah bisa melewati :Gerak  tubuh, Suara  atau vocal, Gerakan fisik, Ekspresi tubuh, yang mempunyai maksud dengan “simbol”. Dan teori pilih favorit saya ialah Teori konflik yang disampaikan oleh Karl Mark, bagi Mark konflik adalah sesuatu yang perlu karena merupakan sebab terciptanya perubahan. Teori konflik Mark yang terkenal adalah teori konflik kelas dimana dalam masyarakat terdapat dua kelas yaitu kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin (proletar). Kaum borjuis selalu mengeksploitasi kaum proleter dalam proses produksi. Eksploitasi yang dilakukan kaum borjuis terhadap kaum proletar secara terus menerus pada akhirnya akan membangkitkan kesadaran kaum proletar untuk bangkit melawan sehingga terjadilah perubahan sosial besar, yaitu revolusi sosial.





Senin, 30 Juni 2014

Peran Public Relations Dalam Menangani Krisis perusahaan



Kepercayaan dan citra yang baik dimata masyarakat merupakan salah satu yang terpenting bagi eksistensi sebuah perusahaan. “Pada era persaingan sekarang ini, bukan publik yang membutuhkan perusahaan, tetapi perusahaan yang butuh public”. Apabila kepercayaan dan citra perusahaan rusak di mata masyarakat, maka perusahaan tersebut harus bersiap-siap untuk menghadapi krisis. Dan justru akan berdampak negative dan akan terus berkepanjangan, serta tingkat kepercayaan atau citra masyarakat menjadi turun secara tajam.
Dan orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah seorang Public Relations (PR), dimana PR harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi”. Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan.
Pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap publik. Dari penelitian disusun rencana kerja, kemudian dilaksanakan, lalu dilakukan evaluasi. Secara sistemastis proses pekerjaan PR dalam menangani krisis dan menurunnya citra perusahaan dapat digambarkan sesuai tahapan tadi, yaitu : Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan pendukung dalam melaksanakan fungsi PR, baik untuk memperoleh data, fakta lapangan mengenai citra perusahaan, persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat serta tanggapan khalayak sebagai target sasaran mengenai kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan. Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, PR kemudian menyusun rencana kerja (planning). Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan dan irasional. Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan. Tujuan dari perencanaan PR adalah : Mengubah citra, Membentuk citra baru, Memperkenalkan perusahaan, Meningkatkan community relatios dsb. Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan dengan menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu, tempat, dan uang. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila tujuan telah tercapai. Untuk mengebalikan kepercayaan publik dan citra perusahaan, diutamakan pendekatan kepada umum karena menyangkut pandangan masyarakat secara luas. Penilaian (Evaluation)dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih lanjut.
Intinya Peran Public Relations sangat besar dalam penanganan krisis kepercayaan dan penurunan citra perusahaan. PR ini mempunyai tujuan universal yaitu menciptakan public understanding dll. Selain itu PR mempunyai fungsi mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan perusahaannya, menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul, menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum. Dalam peranannya, PR ini mempunyai metode/kerja untuk menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : penelitian (research), perencanaan (planning), pelaksanaan (action), dan penilaian (evaluation). Dengan demikian metode/kerja dari praktisi PR dalam penanganan krisis yang dialami perusahaannya dapat ditangani dengan baik.

Rabu, 18 Juni 2014

tugas etika dan filsafat kepemimpinan ke-4



Tugas Ke 4

Etika dan Filsafat Kepemimpinan

Stereotipe Visioner Leadership, menjadikan motivasi  saudara sebagai agent of change and development secara akuntabel dengan harapan ransformational leadership dalam Proses Belajar dan Mengajar baik ilmu maupun seni menjadikan saudara “SMART Leadership”.

Tugas/pertanyaan:
1.  Jelaskan makna konsep tersebut di atas !
2.  Faktor-2 apa saja yang mendukung ?
3.  Faktor apa saja yang menghambat ?
4.  Serta bagaimana pemecahannya ?

Keterangan:
1.  Jawaban soal nomor satu langsung di jawab pada komentar di blog dosen pengampu;
2.  Soal nomo 2, 3,4, dijawab melalui Blogg Masing-2 mahasiswa, dan diprint out, dikumpulkan tanggal 19 Juni 2014. Terimaka
 
J    jawaban :
1.  makna dari konsep tersebut ialah bagaimana kita harus benar-benar menjadi leader  dengan kompetensi leadership  bagi masyarakat atau bawahan, yang kita pemimpin yaitu dengan dengan visi dan misi efektif, yang mana visi dan misi tersebut adalah cita-cita dari diri kita sebagai leader, di tambah cita-cita dari masyarakat atau bawahan yang kita pimpin yang telah disesuaikan dengan keadaannya , maka dari itu  kita bisa menjadi agent of change and development yang sejati, selanjutnya bisa ber transformasi menjadi leadership sejati dan dari semuanya itu, harus bisa  memimpin masyarakat dengan mengambil keputusan yang bijak dengan berpegang kepada masyarakat atau bawahan kita  agar menjadi leader yang SMART.



2.  Farkor pendukung:
·         Visi dan misi dari leader dan masyarakat  yang di satukan bisa  menjadikan  tujuan bersama dalam mewujudkannya.
·         Menjadi leader yang SMART 
·          Menpunyai kompetensi, intelektual dan skill  yang bagus
·         Pemimpin yang ber Etikan dan filsafat kepemimpinana
·         Pemimpin yang efektif







3.  Factor penghambat:
·         Visi dan misi yang tidak  sesuai pada kenyatannya  atau dari visi dan misi tersebut belum  bisa untuk dicapai atau belum mencapai target yang  telah di tentukan.
·         Kurang kepercayaan diri seorang leader nya dalam  pencapaian diri yang SMART dalam segala bidang
·         Pemimpin yang tidak terbuka akan melumpuhkan permasalahan yang ada ,karena tidak ditemukan jalan keluar yang pasti.
·         Ketidak-tegasan dan faktor psikologi manusia Secara tidak langsung ketegasan dalam bertindak diperlukan pada saat-saat kritis dan pemahaman tentang karakter masing-masing individu untuk bisa tetap bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim
·         Pemimpin yang tidak efektif dalam mengambil sebuah kepeutusan bagi bawahannya artaupun masyarakat banyak yang di pimpinnya


4.  Pemecahan masalah;
·         Yaitu visi dan misi tersebut memang benar cita-cita atu harapan dari leader atau organisasi yang bersangkutan demi kemajuan masyarakat bersama.
·         Percayaannya harus bisa diperkuatkan dari kompetensi-kompentensi maupun skill dan intelekual yang bagus harus bisa benar-benar dikembangkan oleh leader nya
·         Harus bisa terlalu terbuka kebawahannya, baik itu masalah didalam perusahaan maupun organisasi nya agar bisa keluar dari masalah tersebut
·         Harus bisa tegas dalam mengambil suatu kebijakan dan selalu kritis agar bisa bekerjasama dwngan bawahhan nya
·         Dalam mengambiil sebuah keputusan  pemimpij itu harus lah efektif maupun bijak agar  bawahannya atau pun masyarakat banyak  yang pemimpin nya itu bisa merasa yaman dan aman di pemimpin oleh leader yang baik

Rabu, 21 Mei 2014

TUGAS 3 ETIKA DAN FILSAFAT KEPEMIMPINANA





Tugas 3 (ketiga) Etika dan Filsafat Kepemimpinan

MAKNA KOMPETENSI
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu
(SK Mendiknas No. 045/U/2002, Ps. 21)

Tugas / pertanyaan:
1.       Susun 2 (dua) capaian kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang ingin saudara capai dari pendekatan Ilmu/Pengetahuan;
2.       Susun 2 (dua) capaian kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang ingin saudara capai dari pendekatan Ketrampilan;
3.       Susun 2 (dua) capaian kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang ingin saudara capai dari pendekatan Sikap / Perilaku;
4.       Susun / desain model kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang saudara unggulkan dan lakukan dalam uji kompetensi akhir semester (dapat berupa bagan atau yang lain).

Keterangan:
1.       Seluruh tugas tersebut di atas wajib dikerjakan;
2.       Pilih salah satu tugas tersebut di atas masuk dalam komentar dosen, disertai deskripsinya.
3.       Hasi tugas dikumpulkan tanggal 22 Mei 2014;
4.       Keterlambatan dari tanggal tersebut tidak diterima. 



Jawaban :

1.       Susun 2 (dua) capaian kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang ingin saudara capai dari pendekatan Ilmu/Pengetahuan;
Jawaban :
1.      Kemampuan berorganisasi (Organizational Mastery),
yang memiliki kemampuan mengembangkan organisasi, manajemen startegik, meraih peluang, mengadakan pengkaderan generasi penerus , memahami aspek makro dan mikro ekonomi dan keterampilan operasional.
  1. Kemampuan kepemimpinan (Leadership Mastery),
Yang memiliki kemampuan memotivasi orang lain, membuat keputusan yang cepat dan tepat, mempengaruhi orang lain, mengelola konflik, berorganisasi, memimpin tim kerja, mengendalikan stress dan keterampilan berkomunikasi.

2.       Susun 2 (dua) capaian kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang ingin saudara capai dari pendekatan Ketrampilan;
Jawaban  :
1.       Menjadi pemimpin yang profesional,
di sini profesionalnya  baik di bidang kerja  maupun terjun langsung kemasyarakat  dalam mengambil  sebuah keputusan  yang sesuai dan  beretika, maka dari itu pemimpin juga bisa memberikan teladan yang baik bagi bawahannya.
2.      Menjadi pemimpin  yang Menginspirasi dan memotivasi orang lain,
di sini pemimpin harus bisa memotivasi bawahannya dari keterampilan yang dia punya agar bawahannya bisa termotivasi dari keterampilannya tersebut dan bisa mengimpirasi baik bawahannya ataupun orang banyak yang melihatnya, bisa menjadi acuhan/ patokan orang untuk bisa maju karena keterampilannya.
3.       Susun 2 (dua) capaian kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang ingin saudara capai dari pendekatan Sikap / Perilaku;
Jawaban :
1.      Menjadi pemimpin yang selalu optimistis,
di sini optimisnya  berarti  mempunyai prinsip yang professional  pasti bisa.
2.      Memjadi pemimpin yang berintegeritas,
disini  berintegeritas itu perlu bagi seorang pemimpin, Karena dari situlah dipandang bahwa  seorang pemimpin itu mampu ataiu tidaknya memimpin masyarakat.

4.       Susun / desain model kompetensi Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang saudara unggulkan dan lakukan dalam uji kompetensi akhir semester (dapat berupa bagan atau yang lain).
Jawaban :
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu
             (SK Mendiknas No. 045/U/2002, Ps. 21)
Jadi, kompetensi yang ingin saya unggulkan adalah :
1.      Menunjukkan kejujuran dan integritas, dimana kompetensi tersebut sangatlah penting untuk menjadi pemimpin yang baik bagi masyarakat banyak.
2.      Pemimpin yang   Intelektual  (Intelligence), Kemampuan diatas rata-rata. Mampu menganalisa masalah dan kesempatan
3.      kecerdasan emosi (Emotional Intelligence), Dapat merasakan, mengasimilasi, memengerti, dan mengatur emosi dirinya sendiri.
4.      Pemimpin kreatif,  Terbuka terhadap ide-ide baru dalam memecahkan persoalan, termasuk dalam cara memimpin dan berkomunikasi.
I